Search for collections on STPMD APMD Repository

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PENERIMA MANFAAT (KPM) DI DESA BANYUSIDI DAN DESA PAKIS KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG

Slamet, Rahayu (2020) EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PENERIMA MANFAAT (KPM) DI DESA BANYUSIDI DAN DESA PAKIS KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG. [Experiment]

[img] Text
SKRIPSI_SLAMET RAHAYU_NIM.16520113.pdf

Download (4MB)

Abstract

Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Pakis dilaksanakan sejak tahun 2012. PKH merupakan program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai dan non tunai kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Program ini dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban KPM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutuskan rantai mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari jurang kemiskinan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi dalam pelaskanaan program PKH ini yang sudah dilaksanakan kurang lebih 8 tahun. Penelitian ini lebih memfokuskan pada dua desa, yaitu Desa Banyusidi dan Desa Pakis karena letak geografis dan pola hidup yang berbeda. Kondisi wilayah yang yang sebagian besar pegunungan, penduduk di Desa Banyusidi hampir menyeluruh sebagai petani, sedangkan penduduk di Desa Pakis memiliki pekerjaan yang beragam. Selain itu alasan mengambil dua desa ini adalah letak geografis keduanya sangat berbeda, Desa Banyusidi terletak di daerah yang pelosok pedesaan berbeda dengan Desa Pakis yang letaknya strategis dan merupakan desa perkotaan. Berdasarkan perbedaan dan persamaan antara kedua desa tersebut, maka peneliti menentukan rumusan masalahnya yaitu bagaimana evaluasi Program Keluarga Harapan di Desa Banyusidi dan Desa Pakis? serta bagaimana hasil komparasi antara keduanya? Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif model interaktif dengam studi komparatif teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dengan melihat kondisi dan perilaku masyarakat di Desa Banyusidi dan Desa Pakis, metode kedua yaitu wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan pelaksana teknis dan pendamping PKH. Metode ketiga Focus Group Discussion (FGD) dilakukan bersama para KPM di Desa Banyusidi dan Desa Pakis, dan metode terakhir yaitu dokumentasi berupa rekaman ketika wawancara dan FGD, dokumen daftar hadir peserta KPM saat pertemuan, daftar KPM di Desa Banyusidi dan Desa Pakis dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan PKH di Desa Banyusidi dan Desa Pakis. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model interaktif dengan melalui tiga tahapan, yaitu kondensasi data yang merujuk pada proses menyeleksi hingga mentransformasikan data yang diperoleh di lapangan, tahapan kedua yaitu penyajian data dalam bentuk uraian singkat dari hasil wawancara yang ditranskripkan dan tabel yang menggambarkan evaluasi PKH tersebut. Tahapan terakhir yaitu pengambilan kesimpulan dan verifikasi, data yang sudah dideskripsikan kemudian disimpulkan secara umum. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa pelaksanaan PKH di Desa Banyusidi dan Desa Pakis dilihat dari indikator evaluasi yang digunakan yaitu efektivitas, pemerataan dan responsivitas. Indikator efektivitas dalam pelaksanaan PKH di dua desa tersebut sudah efektif karena tujuan dari PKH sendiri sudah tercapai seperti terpenuhinya kebutuhan dasar KPM yaitu pendidikan, kesehatan dan pemenuhan kesehariannya terpenuhi dan ada beberapa KPM yang sudah mandiri. Indikator pemerataan masih belum sepenuhnya tercapai, adanya perbedaan pola perilaku yang berbeda. Di Desa Banyusidi ada beberapa KPM yang dinyatakan sudah mandiri xi namun belum mau keluar dari PKH dan masih bergantung sedangkan untuk di Desa Pakis sudah tepat sasaran. Selain itu bantuan PKH yang diberikan oleh para KPM di Desa Banyusidi dan Desa Pakis banyak yang tepat sasaran. Terakhir yaitu indikator responsivitas, hal yang dilihat yaitu respon atau tanggapan pelaksana teknis PKH yang hingga saat ini memberikan kegiatan seperti capacity building dan pendamping PKH di Desa Banyusidi dan Desa Pakis melebihi rasio dampingan. Satu pendamping seharusnya hanya mendapingi 250 KPM namun di dua Desa tersebut melebihi rasio dampingan dan tanggapan para KPM yang merasa sangat senang dan termotivasi berkat dampingan yang diberikan. Kata Kunci : Program Keluarga Harapan (PKH), Keluarga Penerima Manfaat (KPM), evaluasi, efektivitas, pemerataan, responsivitas

Item Type: Experiment
Additional Information: 16520113
Subjects: H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions: Program Pendidikan Sarjana > Ilmu Pemerintahan
Depositing User: Users 7 not found.
Date Deposited: 20 Nov 2020 04:31
Last Modified: 20 Nov 2020 04:31
URI: http://repo.apmd.ac.id/id/eprint/1348

Actions (login required)

View Item View Item