Devina Btari, Rakashiwi (2017) ANALISIS FRAMING KEBERPIHAKAN MEDIA TERHADAP KASUS BASUKI TJAHAJA PURNAMA. [Experiment]

Preview

Text 386-IK-IX-2017-DEVINA BTARI RAKASHIWI-13530016 B.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Media massa punya kode etik dan prinsip jurnalistik dalam kerjanya memroduksi berita, namun meski secara teknis aturan tersebut dipatuhi bukan berarti informasi yang disajikan media bisa dipercayai begitu saja, hal ini dikarenakan ada strateg yang dilancarkan media untuk menggiring opini pembaca, pendengar atau pemirsa yakni melalui teknik pembingkaian atau framing. Secara umum, kedua media cetak Kompas dan Duta Masyarakat memiliki konstruksi yang berbeda terkait pemberitaan penistaan agama yang dialami oleh Ahok. Banyak pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berita ini menarik untuk dianalisis framing karena peristiwa dan isu yang diangkat media sangat bervariatif, mengacu pada semboyan dan visi - misi yang dipakai oleh masing – asing media. Penulis memilih analisis framing media karena tertarik untuk mengetahui sejauh mana peran media dalam mengonstruksi realitas sehingga menghasilkan suatu berita yang hal itu tidak dapat teruraikan jika memakai studi kuantitatif. Terkait isu kasus penistaan agama yang dialami oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), penulis melihat hal – hal yang ada di balik teks berita yakni menganalisis bagaimana suatu media membingkai opini masyarakat menjadi suatu berita. Selain itu penulis juga mencoba melihat bagaimana suatu media menampilkan seorang narasumber, dan wacana yang dilontarkan narasumber tersebut, serta latar belakang media memilih seorang narasumber yang merupakan bagian dari pembingkaian media. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, kedua media cetak yaitu koran Kompas dan Duta Masyarakat yang terdiri dari masing – masing 10 berita, kedua media cetak ini memiliki pandangan yang berbeda terhadap kasus yang menimpa Basuki Tjahaja Purnama. Secara umum, koran Duta Masyarakat memiliki pandangan kasus ini sebagai masalah moral. Sedangkan koran Kompas memiliki pandangan kasus ini sebagai masalah hukum dan politik.

Actions (login required)

View Item