Widayat, Widayat (2025) MODEL REFLEKSI BANTUAN SOSIAL PKH DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN (Studi Kasus Di Kalurahan Pagerharjo, Kapanewon Samigaluh Kabupaten Kulon Progo). Masters thesis, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD".

Preview

Text WIDAYAT_23610028.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

INTISARI Pembangunan di negara berkembang, termasuk Indonesia, sering kali menghasilkan konsekuensi sosial yang beragam, salah satunya adalah ketidakseimbangan pendapatan yang berujung pada kemiskinan. Kemiskinan diartikan sebagai ketidakmampuan individu atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar, yang membuatnya rentan terhadap masalah sosial lainnya. Meskipun pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai strategi untuk mengatasi kemiskinan, hasilnya masih belum optimal, terutama di tingkat kabupaten. Di Kabupaten Kulon Progo, khususnya di Kalurahan Pagerharjo, meskipun program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) telah dilaksanakan, masih terdapat masalah seperti penerima yang tidak tepat sasaran dan kecemburuan sosial. Data menunjukkan bahwa meskipun garis kemiskinan meningkat, jumlah penduduk miskin secara nasional mengalami penurunan. Namun, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih mencatatkan angka kemiskinan tertinggi di Pulau Jawa, yaitu 11,04%. Pada tahun 2024 kabupaten Kulon Progo menjadi kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di antara 5 kabupaten lainya yaitu sebesar 15,64%. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap efektivitas penyaluran bantuan sosial di daerah tersebut, terutama di Kalurahan Pagerharjo, untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan dapat benar-benar mengentaskan kemiskinan dan memenuhi hak-hak dasar masyarakat. Penelitian ini melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui obsevasi, wawancara mendalam dengan, Kamituwa, Dukuh, Pendamping PKH, Penerima PKH, serta tokoh masyarakat yang ada di Kalurahan Pagerharjo. Disamping data primer peneliti juga menggunakan data sekunder sebagai penunjang analisis yang diperoleh melalui penelusuran dokumen regulasi, profil kalurahan, dan data pendukung lainya. Guna menguji kabsahan data kenbenaran data peneliti menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi hasil. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa bantuan PKH di Kalurahan Pagerharjo telah mampu membantu keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan dasar. Namun, dalam kontes mengentaskan kemiskinan belum mencakup secara keseluruhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ketidaktepatan sasaran penerima x PKH, yang dikarenakan data yang kurang valid, sehingga menyebabkan ketidaktepatan seperti keluarga yang seharusnya lebih mendapatkan namun tidak terdata. Selain itu budaya “njagake bansos” yang berkembang di beberapa individu membuat program ini kurang efektif dalam memberdayakan penerima. Serta kurangnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah yang menimbulkan sesenjangan dalam impelementasi program PKH. Kurangnya edukasi penerima PKH juga menjadi faktor penghambat terealisasinya program, karena masih terdapat penerima bantuan yang belum memahami sepenuhnya bagaimana memanfaatkan bantuan untuk kemandirian ekonomi, justru menyalahgunakan bantuan sosial PKH untuk keperluan lain yang tidak menjadi prioritas. Sehingga temuan ini dapat digunakan untuk pembuatan strategi perbaikan seperti yang model refleksi janjikan bagi para pemangku kepentingan dan pelaksana program. Dengan memperhatikan faktor penghambat sebagai bahan evaluasi. Dalam hal ini maka peru perbaikan validasi data penerima dengan selalu update dan bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk memastikan data tersebut akurat. Diamping itu dapat memperkuat pengawasan dan memberikan edukasi yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat agar bantuan PKH dapat menjadi langkah awal menuju kemandirian ekonomi. Kata Kunci: PKH, kemiskinan, refleksi, bantuan social

Actions (login required)

View Item