Savio Priskus, Papu Mepa (2018) Pengelolaan Pendapatan Asli Desa(Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Hargowilis,Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo,Daerah Istimewa Yogyakarta). [Experiment]

Preview

Text 601-IP-II-2018-11520044-SAVIO PRISKUS PAPU MEPA B.pdf Download (756kB) | Preview

Abstract

Judul penelitian ini Pengelolaan Pendapatan Asli Desa: Penelitian di Desa Hargowilis, Kecematan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Permasalahan yang diteliti adalah “ Bagaimana Pengelolaan Pendapatan Asli Desa di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah istimewa Yogyakarta?” Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini penentuan informan dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan pertimbangan,dinilai mampu memberikan data yang peneliti butuhkan. Informan meliputi ketua BPD, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kaur Perencanaan Keuangan dan Kaur Umum, serta Kepala Dukuh soka dan Kepala Dukuh sremo lor. Data yang terkumpul baik dari observasi, wawancara dan dokumentasi yang dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan beberapa hal. Pertama, dari segi perencanaan, masih banyak potensi Desa dan sumber PADes yang belum ditata dengan baik khususnya aset yang berkaitan dengan retribusi dari sektor wisata dari obyek wisata Kali Biru dan Waduk Sremo. Sumber PADes yang telah direncanakan dengan baik masih sebatas yang menyangkut sewa tanah kas Desa dan penambangan batu pasir (golongan c). Salah satu kendala maka perencanaan belum terlaksana dengan baik adalah keterbatasan ketersediaan SDM yang berkualitas dan banyaknya regulasi supra Desa yang tumpang t indih. Akibatnya menyulitkan dalam pembuatan perencanaan yang baik dan benar. Kedua,dalam segi pengorganisasian dalam hal pembagian tugas sudah dilakukan dengan baik,hanya saja belum semua bidang berhasil mengorganisasikan pembagian kerja secara efektif dan efisien. Hal ini karena kualitas SDM yang masih relatif rendah,apalagi penguasaan IT juga relatif terbatas. Ketiga, dari segi pelaksanaan,banyak pekerjaan yang belum terselesaikan dengan baik dan tuntas, hal ini baik karena kedisiplinan dan mentalitas yang masih kurang, juga karena penguasaan IT yang relatif terbatas. Akibatnya tidak mampu mengoperasionalkan sistem yang sudah terprogram secara komputerisasi. Keempat,dari segi pengawasan perencanaan semua proyek atau kegiatan di lapangan tidak terlepas dari pengawasan Kepala Desa dan Sekretaris Desa serta pelaksanaan kegiatan pun melakukan pengawasan. Kendalanya tidak ada figur humas yang bisa menjawab semua pertanyaan dari masyarakat. Kelima, dari segi pertanggungjawaban, secara moral dan etika para Kaur/ Kasi bersedia dan siap bertanggungjawab. Kendalanya pengetahuan yang dikuasai terbatas, penguasaan IT pun demikian. Akibatnya sering pertanggungjawaban tidak tepat waktu, juga tidak sesuai dengan format yang ditentukan.

Actions (login required)

View Item