NOVIANTI CAROLINA, NOVI (2019) IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAKAN KEPARIWISATAAN (Studi Tentang Deskriptif Kualitatif Penyelenggarakan Pariwisata di Sepanjang Jalan Malioboro Kota Yogyakarta). [Experiment]

Text SKRIPSI.pdf Download (4MB)

Abstract

Kota Yogyakarta yang relatif aman dan nyaman menjadikan Yogyakarta banyak diminati wisatawan untuk berkunjung. Jalan Malioboro adalah salah satu daerah tujuan wisata yang wajib untuk dikunjungi. Penyelenggaraan Pariwisata di Sepanjang Jalan Malioboro masih belum maksimal yang dibidangi oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dan Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Malioboro, pelanggaran – pelanggaran yang dilakukan oleh pedagang kaki lima dan pengunjung masih banyak ditemui sehingga kondisi ini menjadi strategis untuk diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Agar masyarakat memahami dan melaksanakan peraturan daerah tentang penyelenggaraan kepariwisataan di Kota Yogyakarta khususnya di Sepanjang Jalan Malioboro; dan (2) Agar pengunjung memahami dan melaksanakan peraturan tentang penyelenggaraan kepariwisataan di Kota Yogyakarta khususnya di Sepanjang Jalan Malioboro. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penentuan informan mengunakan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata, Koordinator Divisi Sarana dan Prasarana Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Malioboro, Pedagang Kaki Lima Kuliner, Pedagang Kaki Lima Aksesoris, Pedagang Kaki Lima Baju, dan Pengunjung. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan langkah – langkah teknis analisis data model Miles dan Huberman yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peraturan daerah nomor 4 tahun 2010 tentang penyelenggaraan kepariwisataan di Sepanjang Jalan Malioboro masih belum diimplementasikan semua, karena Proses sosialisasi diberikan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dan Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Malioboro melalui workshop yang diselenggarakan di hotel – hotel, Balai Kota atau tempat daerah tujuan wisata yang masih belum optimal. Sosialisasi diberikan dengan periodisasi waktu yang berbeda karena keduanya mempunyai pandangan yang berbeda mengenai tingkat kepentingan sosialisasi tersebut. Pihak yang dilibatkan dalam sosialisasi yaitu hanya kelompok – kelompok tertentu seperti kelompok sadar wisata, kelompok penggiat kampung wisata, dan pengusaha – pengusaha pariwisata, para pedagang di Sepanjang Jalan Malioboro dan pengunjung lokal tidak dilibatkan. Proses komunikasi diantara Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Malioboro dengan pedagang kaki lima dan pengunjung di Sepanjang Jalan Malioboro menggunakan pendekatan komunikasi secara langsung dan tidak langsung. Pendekatan komunikasi secara langsung terjalin diantara Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Malioboro dengan pedagang kaki lima di Sepanjang Jalan Malioboro melalui forum diskusi atau langsung menemui pihak yang dituju ke kantor Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Malioboro. Komunikasi yang terjalin ketika hanya akan melakukan pengembangan dan pembangunan di Sepanjang Jalan Malioboro. Komunikasi tidak langsung terjalin diantara Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Malioboro dan pengunjung melalui instagram, twitter, televisi lokal dan website Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Dampak dari kebijakan adanya Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan sudah cukup baik. Dampak yang dirasakan oleh masing – masing informan pada penelitian ini pun berbeda – beda.

Actions (login required)

View Item